“Tujuannya menjadikan Puncak Carstensz sebagai salah satu destinasi yang harus dikembangkan, khususnya menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 di Bumi Cenderawasih, termasuk Mimika salah satu klaster penyelenggaranya”
GLADIATORPAPUA,TIMIKA Mimika, salah satu kabupaten di Provinsi Papua dengan ibukotanya Timika, memiliki topografi yang kompleks, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, ini menjadikan Mimika sebagai kabupaten yang mendominasi sekitar 4,7 persen dari luas wilayah Provinsi Papua. Tidak hanya sebagai kota industri, Mimika selain dijuluki “Kota Tambang”.
Terlepas dari citranya sebagai kota tambang, Mimika ternyata juga kaya akan beragam destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Mulai dari wisata bahari, budaya dari pesisir pantai hingga wisata alam sampai ke puncak impian, yaitu Carstensz, objek wisata berjuluk seven summit, ini menjadikan Mimika-Papua sebagai salah satu tujuan wisata terpopuler di Indonesia dan dunia.
Potensi-potensi pariwisata ini pun mulai dikembangkan agar semakin dikenal, serta memberi manfaat nyata terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar destinasi pariwisata itu.
Adalah Maximus Tipagau-Waukateyau, setelah diangkat menjadi anak adat Kampung Keakwa (Suku Kamoro-Mimika Wee) pada 27 Mei 2020 lalu dan menyandang marga (klen) Waukateyau, mulai mengembangkan wisata sejarah Kampung Keakwa, Distrik Mimika Tengah melalui Yayasan Somatua yang dipimpinnya.
Keakwa tidak hanya menjadi saksi bisu dari peristiwa Perang Dunia II. Selain panorama alam dan view pantai dengan hamparan pasiri putih, di Pantai Keakwa, Anda masih menemukan perlengkapan era Perang Dunia II, seperti pesawat tempur, tank, mortir, bahkan meriam yang masih terjaga dengan baik. Tak hanya wisata sejarah, Pantai Keakwa juga terkenal akan hasil lautnya yang melimpah. Di pantai ini Anda juga akan menemukan bermacam hidangan laut khas Mimika yang siap memperkaya daftar wisata kuliner di Tanah Amungsa Bumi Kamoro. Dalam pengembangan pariwisata di pesisir Pantai Keakwa, pihak Yayasan Somatua pun telah membangun 10 unit homestay.
Kini, homestay yang dikerjakan secara gotong-royong bersama masyarakat dari 10 RT yang mendiami kampung lama dan kampung baru di Kampung Keakwa itu sudah bisa dimanfaatkan bagi wisatawan. Berada di tengah rindangnya pohon-pohon pinus, homestay dengan konstruksi kayu dan papan serta beratapkan pelepah pohon sagu, tidak hanya memberi kesan natural, tapi syarat makna.
“Memang sejak awal kami dari Yayasan Somatua dengan masyarakat sudah sepakat, bahkan model dan bahan-bahannya memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di Keakwa. Dan seluruh pengerjaan homestay melibatkan masyarakat setempat,” ungkap Maximus kerap ia disapa.
Diketahui, masyarakat yang berdomisili di Kampung Keakwa, wilayah pesisir pantai Selatan Mimika ini merupakan penduduk asli Mimika asal Suku Kamoro, kini Mimika Wee. Tak hanya ramah, Suku Mimika Wee juga dikenal dengan keterampilan tangannya. Telah menjadi rahasia umum bahwa wanita Mimika Wee merupakan penganyam terbaik, sedangkan laki-laki Kamoro adalah pemahat yang hebat. Berwisata budaya di Kamoro, Anda akan disambut dengan kehangatan masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai budaya. Nyanyian dan tarian merupakan hal yang wajar bagi masyarakat Kamoro sebagai bentuk penghargaan akan kearifan lokal budayanya.
Selain hanyut dalam keramah tamahan masyarakat Kamoro, Anda juga berkesempatan menyicipi hidangan asli khas Kamoro yakni, aneka sagu (sinoli).
Penganan ini terbuat dari sagu yang dicampur dengan kepala parut. Biasanya, sagu (sinoli) dihidangkan pada upacara adat, festival dan lainnya.
Lepas dari destinasi pariwisata pesisir, Maximus Tipagau-Waukateyau termasuk orang yang ingin membuka keterisolasian di sekitar wilayah Puncak Carstensz, pegunungan tengah Papua.
Sebagai Presiden Direktur Papua Mountaineering Association (PMA), Maximus bersama timnya terus mendorong dan menjalin sinergitas bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua serta stakeholder terkait.
“Tujuannya menjadikan Puncak Carstensz sebagai salah satu destinasi yang harus dikembangkan, khususnya saat momen perhelatyan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 di Bumi Cenderawasih, dimana Mimika termasuk salah satu klaster penyelenggaranya,” ungkap Maximus.
Selain menjalin kerjasama dengan para pihak, ia juga berharap dukungan masyarakat Papua dan Mimika khususnya untuk terlibat mengembangkan potensi wisata pesisir pantai Kawar, Amar, Puriri, selain Keakwa. Termasuk wisata mangrove yang telah dikembangkan Pemkab Mimika.
“Memang selama ini ada masalah Covid-19, gangguan keamanan sedikit, namun kita harus tetap edukasi masyarakat Papua, masyarakat tujuh suku terhadap pengembangan potensi pariwisata,” katanya.
Mengenai pengembangan wisata Puncak Carstensz dengan tinggi 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang dalam bahasa suku Amume disebut Nemangkawi, ini perlu komitmen bersama.
“Sudah sangat pas jadi ikon wisata Papua karena carstensz adalah puncak tertinggi kawasan Australia-Oceania sehingga diakui sebagai satu dari tujuh puncak dunia (seven summits), sehingga Carstensz mustahil diabaikan oleh para pendaki yang ingin mendapat gelar elite penjejak tujuh puncak dunia,” ujarnya.
Meski isu gangguan keamanan memang tidak bisa disepelekan, tetapi kejadiannya kerap dilebih-lebihkan. Papua adalah tanah damai dan seluruh warga ingin hidup dalam suasana yang aman.
Buktinya, sudah banyak pendaki dari mancanegara, maupun di Indonesia melakukan ekspedisi pendakian ke Puncak Carstensz dengan disponsori oleh Maximus dan tim. Tidak hanya pendakian, tapi juga mereka melakukan pembersihan kawasan sekitar Puncak Carstensz.
Untuk itu, Maximus butuh dukungan TNI-Polri, menyoal pengamanan protokol wilayah, baik kepada masyarakat atau pemandu wisata (guide), pelayan jasa (porter), termasuk jaminan keamanan dan hal lainnya sebagai bekal utama melayani para tamu (turis). Dengan demikian, secara tidak langsung kita sudah membuka peluang pariwisata dan kebudayaan sehingga ekonomi kreatif masyarakat lokal setempat dapat bertumbuh.
“Saya melihat potensi dan peluang pariwisata mulai dari pesisir sampai Puncak Carstensz sangat besar sekali dan harus terus dikembangkan,” demikian Maximus. (timgladiatorpapua)
-
Maximus Gladiator Papua Hadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor Bapak Wiratno
-
PT MPAIGELAH RESMIKAN KANTOR BARU
-
Cara Unik Gladiator Papua ” Maximus Tipagau” Bagi Papua Berkat Maximus Tipagau
-
46 Mahasiswa Universitas Cenderawasih Ditarik Usai Laksanakan KKN di Timika
-
Kopi jadi Emas Kedua Papua, Claus : Anak Muda Harus Lihat Peluang Jadi Pelaku Usaha
2 responses to “Yayasan Somatua Kembangkan Pariwisata dari Pesisir Pantai Sampai ke ‘Puncak Impian’”
[…] Yayasan Somatua Kembangkan Pariwisata dari Pesisir Pantai Sampai ke ‘Puncak Impian’ […]
[…] Yayasan Somatua Kembangkan Pariwisata dari Pesisir Pantai Sampai ke ‘Puncak Impian’ […]