TIFA 2022, Harmonisasi Budaya Mimika untuk Nusantara, Bangkitkan Kreativitas Kaum Milenial

FOTO: RARAWANI/TIMGLADIATORPAPUATIFA-Salah satu pertunjukan seni dan tari pada Festival of Art (TIFA) 2022 di Graha Eme Neme Yauware, Jumat (6/5).GLADIATORPAPUA,TIMIKA

Memperingati Hari Tari Sedunia ( Happy World Dance Day) pada 29 April 2022 lalu, Sanggar Amuta Wapuri Art Gallery-Noken Star Papua Indonesia menggelar iven Timika Inside Festival Of Art (TIFA 2022). TIFA 2022 bertajuk Harmonisasi Budaya Mimika untuk Nusantara tentunya menjadi magnet bagi kaum milenial di tanah Amungsa.

Diinisiasi Sanggar Amuta Wapuri dan Noken Star Papua Dance, TIFA 2022 yang dihelat di pelataran Graha Eme Neme Yauware pada Jumat (6/5), berlangsung meriah dan sukses.Ini pun berkat kolaborasi apik dengan Sanggar Papua Melanesia dari Manokwari Papua Barat.

Acara yang menjadi tontonan menarik semua kalangan usia itu dihadiri pimpinan daerah, perwakilan managemen PT Freeport Indonesia (PTFI), utusan Kemendikbud dan Kemkenkraf . Hadir pula perwakilan YPMAK dan utusan dari PT Mpaigelah. Gelaran TIFA 2022 dimeriahkan artis top Papua-Indonesia, Sonya Bara, bersama bintang tamu lainnya, Saka Staruf dan Qhiba Mansawan. Ada pula Alfo Kan Smith selaku artist Director. Pada kesempatan itu, Alfo Kan Smith mengatakan, ke depan TIFA menjadi wahana bagi semua komunitas seni dan budaya di Timika.

“Untuk event selanjutnya semua komunitas bisa berkolaborasi, ini supaya memberi dampak positif, memberikan ruang serta geliat dari sanggar-sanggar yang ada bisa hidup dalam balutan harmoni seni dan budaya”.

Demikian dikatakan Alfo Kan Smith di Graha Eme Neme Yauware, Timika, Jumat kemarin. Selain kolaborasi apik dengan Sanggar Papua Melanesia dari Manokwari Papua Barat, iven TIFA yang diwarnai dengan Bazaar dan pameran, diikuti oleh Sanggar Kanaan, Pregor, Maramowe, MMC (Mimika Mixed Choir), Bin Syowi-Aksesoris Noken, Pisik Art Sovenir, Kedai Chinobi, Uswatun – Khasanah, Organisasi IP2M, PAM GKI Syalom Amungsa, tenun dan aksesoris, Selowway Coffee, dan NSPI-Aksesoris Papua, inimembuat betah dan kagum ratusan bahkan ribuan pasang mata.

Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob yang didaulat membuka TIFA 2022, mengatakan gelaran seni dan budaya ini patut diapresiasi dan diacungi jempol karena antusiasme dari anak-anak muda begitu tinggi dan termotivasi mengembangkan dan meningkatkan kreativitas mereka.

“Saya apresiasi juga buat Sanggar Amuta Wapuri Noken Star Papua Dance, karena sudah inisiasi kegiatan positif guna mendorong kreativitas anak-anak muda di Mimika dan Papua secara luas. Ke depan kita bisa menyatukan semua budaya Nusantara yang ada di Mimika, dan kita tetap optimalkan dan lestarikan kearifan lokal budaya dari dua suku besar di Timika, yaitu Mimika Wee dan Amungme untuk lebih dikenal publik,” ungkapnya. Mantan Kepala Diskominfo Mimika pun berharap kegiatan ini ke depannya nanti melecut semangat sehingga dapat diikuti oleh semua kelompok seni-budaya sehingga mendorong iven ini ke tingkat nasional. Apalagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui kuratornya telah menetapkan TIFA menjadi iven tahunan.

“Yang pasti kami Pemerintah Daerah Mimika akan terus mendorong bagaimana caranya pariwisata dan budaya di Kabupaten Mimika terus dipublish dan berkembang. Ini supaya kita bisa undang turis, tamu, visitor yang datang khusus menyaksikan TIFA di mimika, dan hasilnya kita bisa dapat multi playing efect yang terjadi hotel-hotel penuh, pesawat terbang penuh, kuliner laku, UMKM berkembang, meski pemerintah belum terlibat secara penuh,” urainya.

Dengan melihat keunikan dari iven ini, Wabup John akan mendorongnya menjadi iven Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika. “Saatnya kita berjuang agar orang luar tertarik datang ke Timika untuk saksikan keanekragaman budaya melalui TIFA,” tandasnya. Maximus: Kita Maju dan Berjaya Kalau Punya Nilai Budaya Sementara itu, Maximus Tipagau-Waukateyau, mengatakan iven TIFA 2022 merupakan salah satu wahana meneguhkan jati diri masyarakat Papua khususnya dan nusantara umumnya. “Saya sangat mendukung iven ini. Karena kita atau bangsa kita bisa maju dan berjaya kalau mempunyai nilai-nilai. Kita kaya dengan nilai budaya dan filosofi sehingga kita menjadi bangsa tangguh dan punya jati diri,” ujar Maximus Gladiator Papua di Timika, Jumat (6/5).

Maximus yang juga Direktur PT Mpaigelah menambahkan dengan jati diri itu, maka seharusnya anak bangsa Papua dan Indonesia tidak boleh terkontaminasi dengan budaya-budaya dari luar.
“Saya harap selain iven TIFA, ke depan bisa juga digelar orasi kebudayaan dengan mendatangkan para tokoh atau budayawan,” ujarnya. Ia menambahkan, budaya Indonesia yang berbeda-beda ini harus dikenalkan kepada anak-anak sejak dini sebagai sebuah kekuatan bangsa.
Kalau tidak, anak-anak tidak akan bangga dengan keberagaman dan keunikan negeri ini. Diantaranya melalui teater, festival budaya dan sebagainya. Untuk itulah, saya memberi apresiasi yang sangat tinggi sekali kepada Sanggar Amuta Wapuri Art Gallery-Noken Star Papua Indonesia.Tanpa mereka, rasanya iven TIFA 2022 yang sudah dipondasi sejak 2021 lalu tidak akan digelar seperti ini. “Sebagai putra asli Papua, saya harap generasi milenial harus terus berinovasi melestarikan budaya sebagai warisan leluhur,” pesannya.
Maximus yang juga pimpinan Yayasan Somatua dalam perannya ikut membantu panitia penyelenggara dengan mendonasikan dana serta 50 karton air mineral dalam kemasan. (Rarawani-timgladiatorpapua)

Previous
Next
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *