Yayasan Somatua Gandeng Multi Pihak Gali Potensi Budaya dan Kembangkan di Era Digital

GLADIATORPAPUA,TIMIKA

Tak ingin kalah dengan segala bentuk hingar bingar perkotaan, melalui berbagai macam program pengembangan dan juga pemberdayaan masyarakat, desa/kampung dapat bersaing dengan daerah perkotaan.

Alasannya karena setiap desa di Indonesia, khususnya di Timika-Papua memiliki karakteristik dan ciri khasnya tersendiri sehingga dapat meminimalisir persaingan.

Setelah melihat potensi kampung yang dapat terus dikembangkan di era digital seperti sekarang ini, Yayasan Somatua yang dipimpin Maximus Tipagau, tergerak hati berkolaborasi dengan para pihak.

Kolaborasi apik dalam rangka pengembangan potensi budaya serta perkembangan kampung binaan sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, itu diwujudnyatakan melalui pertemuan bersama di Cafe Kamoro, bilangan Cenderawasih pada Rabu (1/6/2022).

Kurang lebih tiga jam lamanya sejak pukul 13:46 WIT, Maximus Tipagau memperkenalkan obyek wisata Kampung Keakwa,Distrik Mimika Tengah kepada Letkol Laut (P) Apriles Lusien S.,M.Han.,M.Tr.Opsla, selaku Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Timika.

Tidak hanya itu, Maximus Gladiator Papua julukannya juga bertukar pikir maupun ide bersama Letkol Laut (P) Apriles Lusien yang didampingi 9 orang perwira staf Lanal Timika.

Dalam menggali serta mengembangkan potensi budaya akan perkembangan kampung binaan agar kelak bermafaat bagi anak cucu, Maximus juga melibatkan Nathan Kum selaku Vice President Comunity Development PT Freeport Indonesia (PTFI).

Pertemuan dihadiri pula Acha A. Sokoy S. Hut selaku Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Wamena, serta Fredi Parabang, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Timika.

Potensi budaya sebagai upaya mewujudkan pembangunan kampung berkelanjutan, seperti halnya Kampung Keakwa yang memiliki potensi budaya serta keraifan lokal lainnya, ini semua bisa mendorong dan menggeliatkan ekonomi serta mensejahterakan masyarakat setempat.

Belum lagi di Keakwa merupakan daerah peninggalan sejarah, dimana benda-benda bersejarah eks Perang Dunia II masih dapat dijumpai disana, diantaranya meriam, tank dan masih banyak lagi lainnya.

Potensi tersebut merupakan potensi yang paling besar dan dominan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu upaya dalam mewujudkan pembangunan kampung berkelanjutan.
Terdapatnya potensi budaya kampung wisata Keakwa menjadikannya barometer pengembangan destinasi wisata pesisir Mimika.

“Harapan kami dari pertemuan ini, dalam pengembangan potensi budaya dan lainnya benar-benar bermanfaat dan berhasil guna. Dengan demikian, fokus bersama pemerintah juga PT Freeport Indonesia dalam pengembangan potensi budaya kampung Keakwa tidak sebatas pembangunan kampung, perbaikan infrastruktur, sarana prasarana, tapi juga promosi sehingga menarik wisatawan dari luar termasuk mancanegara,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Letkol Laut (P) Apriles Lusien mengatakan perlunya kita memahami apa itu sebenarnya potensi kampung/desa dan bagaimana kita menggali dan menemukannya sehingga kita dapat memanfaatkannya?

Dari pengertianya, potensi kampung merupakan segenap sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dimiliki.

Sumber daya tersebut dianggap sebagai modal dasar yang nantinya dapat dikelola dan juga dikembangkan demi kepentingan, kelangsungan dan perkembangan kampung.

Ia menambahkan, untuk menilai potensi kampung, ada beberapa faktor yang jadi pedoman terutama di era digital seperti sekarang ini?

Khusus produk kesenian, salah satu upaya dalam pemberdayaan masyarakat kampung adalah untuk tetap menjaga budaya agar tetap alestari dan tidak hilang atau punah.

Salah satunya produk kebudayaan yang dimaksud juga salah satunya adalah produk kesenian yang bisa menjadi salah satu ciri khas suatu kampung yang berbeda dengan lainnya, ini tentu menawarkan nilai jual.

“Pengembangan produk kesenian juga dapat diarahkan pada pengembangan kampung sebagai kampung wisata yang akan menarik banyak pengunjung dan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat,” urainya.

Pengembangan Wisata Terpadu

Maximus Tipagau menambahkan, yang juga bisa menjadi potensi kampung yang bisa dapat dikembangkan adalah potensi wisata.

Pengembangan wisata kampung juga bisa dikembangkan sebagai wisata terpadu yang dapat menjual produk-produk desa seperti produk kerajinan tangan, produk perikanan dan lainnya.

Dengan pengembangan wisata terpadu ini, manfaat dari pengalihan fungsi kampung sebagai lokasi wisata juga akan dapat dirasakan oleh masyarakat di kampung itu sendiri tidak hanya sekedar pengelola wisatanya.

Untuk dapat mengetahui apa potensi kampung yang dapat dikembangkan, ada dua langkah yang bisa dilakukan, yakni pertama adalah melihat langsung potensi sumber daya alam yang ada serta yang kedua adalah melihat bagaimana sumber daya manusia yang ada. Apabila keduanya dapat dianalisis maka akan ditemukan potensi yang dapat dikembangkan, seperti halnya pengembangan wisata Keakwa yang diaktualisasikan oleh Maximus Tipagau setelah diangkat menjadi anak adat Kampung Keakwa dengan menyandang klen (marga) Waukateyau.

Menurut dia, proses pengembangan potensi kampung agar dapat diketahui oleh masyarakat atau pasar memang tidak jarang membutuhkan waktu, baik jangka pendek, menengah hingga jangka panjang sekalipun.

Dari itulah pengembangan potensi kampung haruslah berkelanjutan. (timgladiator)

(Foto : Emanuel)
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
,

3 responses to “Yayasan Somatua Gandeng Multi Pihak Gali Potensi Budaya dan Kembangkan di Era Digital”

  1. Semoga Pariwisata Keakwa ke depan semakin berkembang dan semakin dikenal sampai ke Mancanegara. Sukses selaluuuu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *