maximusgladiatorpapua.com – Maximus Tipagau melalui Yayasan Somatua membangun 10 unit homestay di Keakwa pada kurun 2020 sampai 2021. Homestay ini diperuntukkan bagi wisatawan lokal maupun internasional yang ingin berkunjung dan menginap untuk menikmati keindahan pesisir Mimika, mencoba kuliner khasnya, melihat bagian sejarah Perang Dunia II sembari mengenal budaya dan tradisi Suku Kamoro yang menghuni wilayah ini.
Di wilayah tersebut, ternyata tak hanya ekowisata Keakwa saja yang menjadi pusat perhatian pria yang dijuluki Gladiator Papua itu. Pada tahun 2021, Yayasan Somatua yang dinakhodai Maximus bekerja sama dengan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) berhasil menjalankan program perbaikan dan revitalisasi sarana rumah produksi sagu yang berada di Kampung Keakwa.
Program ini memiliki beberapa tujuan. Yang pertama melestarikan tanaman dan hutan sagu sebagai sumber pangan lokal berbasis adat dan budaya masyarakat Papua secara berkelanjutan. Yang kedua mendukung pemerintah (kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat) dalam upaya mewujudkan swasembada pangan berbasis kearifan dan potensi pangan lokal. Tujuan ketiga adalah mengembangkan teknologi budidaya dan pengolahan sagu secara efektif-efisien dan berkelanjutan. Tujuan keempat mengolah tepung sagu menjadi sumber bahan pangan pokok dan bahan baku pangan lain yang bernilai ekonomis tinggi. Tujuan kelima memberikan alternatif sumber pendapatan ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Yang keenam menciptakan kegiatan ekonomi produktif masyarakat dan perluasan lapangan kerja, dan tujuan ketujuh atau terakhir mengelola dan mengembangkan pabrik sagu rakyat yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.
Dari keberhasilan program ini, rumah sagu tersebut dapat kembali beroperasi normal dan dapat membantu perekonomian dan pemberdayaan masyarakat Suku Kamoro yang menempati pesisir Keakwa. Pada Kamis (12/1/23) Rumah Sagu kembali beroperasi memproduksi tepung sagu. Batang-batang pohon sagu siap telah banyak dipotong dan akan digiling untuk dijadikan tepung sagu yang selanjutnya didistribusikan di Mimika dan daerah lain di Indonesia. (Timgladiator).