www.maximusgladiatorpapua.com Mimika – Pada perjalanan menuju ke Kampung Miyoko, Maximus Tipagau Waukateyau yang dengan rasa kepedulian dan cinta sayang kepada masyarakat Kamoro, ia berkunjung ke kampung tersebut dengan tujuan untuk memenuhi janji sebelumnya.
Di tengah perjalanan Maximus bertemu dengan sahabat lamanya yakni seorang Pastor asli Suku Kamoro bernamaPastor Yustinus Rahangiar, Pr. Mereka pun berkesempatan berbincang dan melepas rindu karena hampir sekian lama tidak berjumpa pada siang itu di atas perahu.
“Saya ingin membantu masyarakat Kamoro, ada hal penting yang harus dibantu, yang pertama, seni ukiran Patung suku Kamoro harus dipertahankan dan dikenalkan ke manca negara, agar bisa menjadi nilai jual. Selanjutnya harus kembangkan sagu untuk menjadi nilai tambah ekonomi masyarakat, hal ini merupakan hal yang sangat penting yang harus dikembangkan, saya sebagai anak Papua ingin membantu masyarakat suku Kamoro karena mereka adalah saudara saya. Kalau Pastor dulu menolong orang Moni di Kabupaten Intan Jaya yang merupakan suku saya, sekarang saya ingin membantu masyarakat di daerah pantai yaitu suku Kamoro. Saya ingin mengajak sahabat saya untuk membantu merubah pola pikir Masyarakat Kamoro, agar mereka mau bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka, oleh karena itulah saya merevitalitas kembali Pabrik Sagu di Keakwa agar masyarakat dapat hidup dari alam” bicara Maximus kepada sobatnya seorang pastor.
“Kita harus jaga alam ini, sagu sudah tumbuh subur di hutan, ikan sudah ada di laut. Kita harus menjaga alam tanah ini dengan baik, sekarang bagaimana dengan masyarakat, apakah mau bekerja keras atau tidak, jangan kita menjualnya, namun kita harus kelola hasil alam ini. Pola pikir inilah yang harus d rubah dari masyarakat yang punya hasil alam ini.” lanjut Maximus.
“Saya mendukung sekali niat tujuan sobat, rasa kepedulian sobat kepada masyarakat Suku Kamoro, saya berterimakasih kepada sobat. Memang yang harus dipertahankan oleh masyarakat adalah tanah dan lahan sagu ini, mereka harus menjaga jangan mencoba menjual tanah ini, saya sudah pernah mengingatkan kepada masyarakat, kampung Miyoko, apa yang sobat pikirkan, saya sudah pernah sampaikan,” tutur Pastor Yustinus Rahangiar, Pr.
Maximus juga meminta dukungan doa dari sahabat lamanya itu yang merupakan seorang Pastor kelahiran tanah Kamoro. Ia juga berharap bahwa masyarakat Kamoro harus merubah pola pikir bahwa masyarakat suku Kamoro harus menjaga Tanah ini, belajar hidup dengan hasil alam ini terutama sagu. Tidak menjual tanah ulayat adat sembarang.
Maximus dan Yayasan Somatua melanjutkan perjalanan dan membagikan sagu dan bama gratis kepada masyarakat Miyoko Minggu (28/5/23). (TimGladiatorPapua).